Dalam sebuah konferensi iblis, setan dan jin ditetapkanlah empat hal: Pertama, iblis, setan dan jin tidak dapat melarang kaum muslimin pergi beribadah ke mesjid. Kedua, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin membaca al-Qur’an dan mencari kebenaran. Ketiga, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, Allah SWT dan pembawa risalah-Nya Muhammad SAW. Keempat, pada saat kaum muslimin melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan Iblis, Setan dan Jin akan lemah dan lumpuh.
Oleh karena itu, konferensi menetapkan, biarlah umat Islam tetap pergi ke mesjid, biarlah mereka melakukan kebiasaan mereka, tetapi CURI WAKTU MEREKA, ini kata kunci kita, sehingga mereka tidak punya waktu lagi untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Inilah yang akan kita lakukan!” kata pimpinan
konferensi. “Alihkan perhatian mereka dari usaha mendekatkan diri kepada Allah dan awasi terus kegiatan mereka sepanjang hari.” “Bagaimana kami melakukannya?” Tanya peserta konferensi lainnya. “Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, ciptakan budaya agar mereka selalu sibuk dalam urusan dunia,” kata sang Iblis. “Rayu mereka agar suka belanja, belanja dan belanja. Berhutang, berhutang dan berhutang.” Iblis melanjutkan, “bujuk para istri agar bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 -7 hari dalam seminggu, 11 – 12 bulan dalam setahun sehingga mereka merasakan jiwa mereka hampa, hati mereka gersang dan hidup ini sangat kosong walaupun mereka mengaku Muslim dan suka beribadah. Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu berkumpul bersama anak-anak mereka.”
“Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, mereka akan merasa bahwa rumah mereka bukanlah tempat yang nyaman untuk kembali sepulang bekerja. Ciptakan dan dorong terus cara berfikir seperti itu agar mereka tidak mendapat ketenangan di rumah.” “Pikat mereka untuk membunyikan radio dan kaset selama mereka berkendaraan. Dorong mereka untuk menyetel TV, CD, VCD dan PC di rumah mereka sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di rumah-rumah, di semua restoran dan toko-toko setiap hari. Ciptakan lingkungan yang jauh dari suasana agama. Hal ini akan mempengaruhi hati dan pikiran mereka sehingga jiwa mereka rusak dan rusak pula lah hubungan mereka dengan Allah dan rasul-Nya. Penuhi meja-meja rumah mereka dengan bacaan-bacaan yang banyak menyita waktu. Cekoki mereka dengan berbagai gosip setiap hari. Serang mereka denga berbagai iklan-iklan di televisi, radio, koran, majalah dan di jalanan sampai mereka banyak membeli yang sesungguhnya mereka tidak perlu. Dorong agar mereka menghidupkan budaya konsumtif. Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.” “Muat gambar-gambar wanita cantik. Buka aurat mereka, perlihatkan kelangsingan tubuh dan kulit yang mulus, di majalah, TV dan iklan untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada isteri-isteri mereka.”
“Bila para istri atau suami merasa lelah dan jenuh, giringlah mereka untuk datang mencari hiburan ke kafe-kafe, pusat-pusat hiburan dan belanja. Jangan sampai mereka datang ke masjid, ke pengajian, ke ustadz/kiyai nanti mereka jadi jauh dari kita.” “Buatlah kegemaran dan ketergantungan pada makanan modern yang bermerk, yang bergengsi, yang sedang trend, fastfood, yang secara tak disadari akan merusak kesehatan mereka. Jauhkan mereka dari makanan-makanan alami. Ciptakan pandangan bahwa makanan yang alami (seperti umbi-umbian dan tumbuh-tumbuhan) itu ketinggalan zaman, kampungan dan seterusnya. Ini strategi kita menyerang mereka dari sisi makanan. Ketika mereka akan memakan sesuatu, lupakan ingatan mereka dari halal, haram dan syubhat. Buat mereka tidak sempat memikirkan itu.” “Ingat!” kata Iblis bersemangat, “makanan punya pengaruh kuat terhadap jiwa. Jiwa itulah yang akan kita rusak tanpa mereka sadari. Inilah jalan yang bisa kita lakukan.”
“Jangan lupa, ciptakan dalam fikiran mereka bahwa sumber kebahagiaan itu adalah UANG… UANG… dan UANG sehingga mereka terus mencarinya dengan menghalalkan segala cara. Ciptakan kesenangan itu pada HARTA, BENDA, POPULARITAS dan KEKUASAAN. Habiskan waktu mereka untuk mencari dan mandapatkan itu semua.” “Buatlah para isteri menjadi sangat letih pada malam hari. Buatlah mereka sering sakit kepala. Jika para isteri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari di luar. Inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga. Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya shalat.” “Sibukkan mereka terus menerus sehingga tidak lagi punya waktu untuk mendalami agama dan mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Kosongkan hati mereka. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop. Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK, DAN SIBUK. Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.” “Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah. Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan, kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah).” Para iblis, jin dan setan pada berteriak gembira:
“PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL… RENCANA YANG BAGUS….!!!! “Ingat!” pimpinan konferensi kembali menegaskan, “Sekali lagi saya mengingatkan. Biarkan mereka menjalankan agama mereka: pergi ke masjid, shalat, pengajian, dan membaca Al-Qur’an. Tapi, pengaruhi hati dan fikiran mereka dari sisi lain. CURI WAKTU MEREKA dan ALIHKAN PERHATIAN MEREKA. Dari sisi itu kita bisa masuk dan cara itulah yang ampuh untuk menjalankan misi kita. Biarkan mereka seperti taat beragama tetapi sesungguhnya jiwa, cara hidup dan cara berfikir mereka jauh dari agama.” Iblis, setan dan jin kemudian pergi menyebar dengan penuh semangat melakukan tugas untuk membuat kaum muslimin menjadi lebih sibuk dalam urusan dunia, mencari kesenangan, pesta dan hura-hura. Dan, hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta. Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturrahmi dan saling mengingatkan akan agama, kebenaran, Allah dan rasul-Nya. (Ini rahasia setan sudah dibocorkan. Masihkah kita akan terlena oleh kehidupan ini? Masihkan kita akan terus nonton TV, mendengarkan musik tak henti-henti, terus-terusan mengisi waktu dengan hiburan? Akankah kita yang jauh dari Al
lah ini, yang hidup dihabiskan untuk mencari uang, kerja dan kerja tak habis-habisnya, mengejar kesenangan dan urusan dunia lainnya, masih akan menganggap keadaan kita “biasa-biasa saja”?).sumber :http://nuurislami.blogspot.com
0 comments:
Posting Komentar